Minggu, 03 Februari 2013

Dampak Perceraian Orang Tua Lebih Gawat Dirasa Anak usia Lewat 7 Tahun

Tak ada yang mengharapkan kisah indah berakhir sedih, begitu halnya pernikahan. Bahtera rumah tangga dibentuk untuk menciptakan keluarga bahagia, tapi ada kalanya harus berakhir dengan perceraian. Jika ini terjadi, pertimbangkan baik-baik kondisi anak-anak.

Sebuah penelitian yang disponsori departemen pendidikan Inggris menelaah dampak perceraian orang tua terhadap pendidikan anak. Hasilnya menemukan bahwa anak-anak yang orang tuanya bercerai setelah lewat usia 7 tahun lebih mungkin menurun prestasinya di sekolah.

Peneliti menganalisis data dari ribuan anak-anak dan melihat bagaimana peristiwa traumatis seperti perceraian atau kematian terhadap prestasi anak-anak. Ternyata perceraian orang tua yang terjadi setelah anak berusia 7 tahun berkaitan dengan perilaku dan prestasi akademik yang buruk.

Peneliti mengungkapkan bahwa anak yang masih kecil mungkin tidak terpengaruh seperti anak yang lebih dewasa karena belum memahami dampak perceraian. Faktor-faktor yang mempengaruhi anak saat berusia 7 tahun cenderung mempengaruhi prestasinya di kemudian hari.

"Temuan ini menyoroti pentingnya menindaklanjuti perpisahan dalam keluarga, konflik dan perceraian terhadap pencapaian pendidikan dan kesejahteraan para remaja muda," terang peneliti deperti dilansir Medical Daily, Senin (4/2/2013).

Penelitian yang dilakukan Childhood Wellbeing Research Center ini menemukan ada berbagai faktor dalam keluarga yang mempengaruhi prestasi akademik dan perilaku anak-anak. Faktor-faktor tersebut yaitu kebiasaan menonton televisi, kedisiplinan dan adanya saudara kandung.

Anak-anak yang banyak menonton televisi ditemukan lebih lemah kemampuan berbahasanya, sedangkan anak-anak yang orang tuanya disiplin dalam menegakkan aturan di rumah lebih mungkin memiliki keterampilan verbal yang lebih baik dan nilai rapotnya juga lebih bagus.

Namun para peneliti menemukan bahwa sering memberi hukuman di rumah berkaitan dengan nilai tes dan perilaku yang buruk di sekolah. Peneliti juga menemukan bahwa anak yang memiliki beberapa saudara prestasi akademisnya lebih buruk, tapi tidak cenderung berperilaku buruk.

Para peneliti menemukan bahwa keterampilan orang tua sangat penting dalam menentukan prestasi anak. Ibu dan ayah dapat secara aktif membantu meningkatkan kemampuan verbal anaknya dengan cara membaca bersama.

"Memiliki ibu yang berpendidikan tinggi, tinggal di rumah milik sendiri, ibu yang sering membaca untuk anak, penegakan aturan dan adanya kakek yang bersedia membantu secara finansial jika diperlukan berkaitan dengan tahap pencapaian anak yang lebih tinggi saat berusia 7 tahun," ungkap peneliti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar